Minggu, 19 Januari 2014

Banjir Melanda Bekasi

          TEMPO.CO, Bekasi -- Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) banjir mulai hari ini, Senin 20 Januari hingga 12 Februari 2014. Status KLB ditetapkan setelah banyaknya jumlah korban mengungsi mencapai 7.149 jiwa atau 2.860 kepala keluarga (KK).
          "Mulai hari ini musibah banjir menjadi kondisi luar biasa bagi pemerintah dan warga Kota Bekasi," kata Rahmat Effendi, seusai memimpin rapat koordinasi dengan seluruh Kepala Satuan Perangkat Daerah (SKPD) Kota Bekasi, Senin pagi ini.
          Rahmat menjelaskan, semua korban masih berada di pengungsian sebab banjir diperkirakan masih berlangsung mengingat hujan masih mengguyur kawasan itu. Untuk membantu para korban, Pemerintah Kota Bekasi menyediakan dana sebesar Rp 4 miliar untuk pencegahan dini terhadap penyakit. Seperti membantu pengadaan obat, perawatan sakit kulit, batuk, diare, dan pengadaan selimut. Adapun anggaran untuk status KLB, kata Rahmat, nominalnya masih akan dibicarakan dengan Dewan Kota Bekasi.
          Menurut Rahmat, penanggulangan banjir dengan membangun folder di aliran gendong Kali Bekasi atau anak-anak Kali Bekasi. Pemerintah daerah akan konsentrasi mengurangi genangan air yang mencapai 41 lokasi. Seperti di Perumahan IKIP Pondokgede, segera dibangun tandon air seluas 1,8 hektar.
         
Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bekasi Dadang Hidayat menjelaskan banjir yang menyebabkan sejumlah perumahan nyaris tenggelam karena adanya penyempitan badan sungai. Seperti Kali Cakung Grand, dan Kali Sunter, yang tepian kalinya dibangun rumah atau bangunan semi permanen lainnya.  
          "Ini juga karena perilaku manusia, sebaiknya luas sungai itu dikembalikan ke luas semula," katanya.
Upaya lain Pemerintah Kota Bekasi adalah membangun sumur imbuhan. Teknis sumur tersebut dibuat dengan cara dibor hingga kedalaman sekitar 200 meter, yang diharapkan dapat menyedot air dengan cepat. "Butuh sekitar 25 sumur imbuhan di Kota Bekasi," kata dia.  (Baca: Banjir, 164 Gardu PLN di Bekasi Mati)

Kerugian Di Akibatkan Banjir

     
         Jakarta (Antara) - Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI) Sanny Iskandar mengatakan banjir yang melanda sejumlah kawasan di Jabodetabek sejak Jumat (17/1) malam, menyebabkan pelaku industri mengalami kerugian mencapai puluhan miliar rupiah.
         Kami taksir, sejak Jumat (17/1) kerugiannya mencapai puluhan miliar rupiah. Kerugian itu disebabkan target produksi yang tidak tercapai dan kendala distribusi bahan baku maupun barang jadi," kata Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Sanny Iskandar dihubungi Antara, dari Jakarta, Senin. Sanny menjelaskan target produksi tidak tercapai lantaran tidak sedikit karyawan pabrik yang rumahnya kebanjiran sehingga tidak bisa masuk kerja. Buruh yang tidak kebanjiran pun sulit mengakses jalan menuju pabrik. Sedangkan gangguan distribusi, disebabkan banjir yang terjadi di jalur-jalur menuju pabrik dan pelabuhan mengganggu pasokan bahan baku dan barang jadi.
         "Distribusi barang jadi ke Pelabuhan Tanjung Priok terganggu, begitu juga pasokan bahan baku dari pelabuhan ke kawasan industri juga terganggu, karena banjir kan ada di sekitar Tangerang, Jakarta, Marunda, Bekasi, Cikarang, Karawang," ujar dia.
         Akibat distribusi yang terganggu pelaku industri juga menerima komplain dari sejumlah konsumen, karena barang terlambat dikirim, atau target produksi yang tidak sesuai.
         Menurut Sanny, saat ini total anggota HKI di seluruh Indonesia sebanyak 62 pelaku industri. Sebanyak 20 pelaku diantaranya tersebar di Jabodetabek.
         "Para anggota HKI di Jabodetabek praktis terkena imbas banjir seluruhnya. Memang tidak ada laporan pabrik yang kebanjiran, tapi seperti saya bilang, distribusi dan target produksi terganggu," kata dia.
Akibat banjir ini, menurut Sanny, pelaku industri tidak mengharapkan insentif apapun dari pemerintah. Dia hanya mengharapkan pemerintah benar-benar bisa mengentaskan banjir dengan tindakan-tindakan antisipasi seperti tegas melarang pembangunan rumah di bantaran kali dan segera mengeruk sungai-sungai yang mengalami pendangkalan.(rr)